Kamis, 23 Mei 2013

Phubby goes to Monas

Saat SMA saya mempunyai teman-teman yang sangat unik. Mereka sangat baik dan sangat peduli saat yang lain mengalami kesusahan, tidak seperti yang lain, mereka lebih senang berpetualang dari pada hanya di mall saja menghabiskan waktu. Saat pulang sekolah dulu, kami sering nonton ke bioskop, karena dulu harga untuk nonton masih terjangkau untuk murid SMA seperti kami. Nonton apa saja yang penting selalu bersama, itu seru sekali. Saat ke kantin waktu istirahat pun juga selalu bersama. Pernah suatu saat kami jalan-jalan naik kereta ke kota tua hanya untuk liburan. Berangkat menggunakan kereta ekonomi yang cukup padat waktu itu. Sampai di kota tua kami berfoto, seperti biasanya orang-orang yang sedang rekreasi, tetapi kami tidak membawa cukup banyak uang sehingga kami hanya memasuki satu museum saja yang ada disana. Untuk makan siang pun hanya seadanya, tetapi karena bersama rasanya enak-enak saja. Setelah selesai di kota tua, kami melanjutkan pergi ke monas menggunakan busway, pertama bagi saya menggunakan busway karena memang saya jarang berpergian ke jakarta sendiri. Setelah sampai di monas, kami tidak masuk melalui pintu masuk resmi, kami masuk lewat pagar yang bolong, yang cukup sempit. Saat itu ada beberapa teman saya yang cukup besar sampai harus kesusahan masuk ke dalam monas, saat di tengah jalan, kami memutuskan untuk berfoto, agak jauh dari gedung monasnya untuk mendapatkan gambar monas dengan penuh. 
Setelah berfoto, kami berjalan ke monas untuk mencoba masuk ke gedung, tapi tiba-tiba awan menjadi gelap, kami pun segera berlari menuju monas takut kehujanan, tetapi memang sudah takdirnya, kami pun kehujanan. Anginnya kencang sekali, hujannya pun lebat, kami berlarian kesana kemari mencari tempat untuk berteduh, tidak ada yang membawa payung, kecuali satu teman saya yaitu icong, karena memang sejak pagi cuacanya panas, jadi kami mengira tidak akan hujan lebat seperti ini. Sampai akhirnya kami menemukan kereta yang suka berkeliling monas berhenti ditengah hujan, maka kami pun menumpangi kereta itu. Untung saja saat itu keretanya tidak penuh, maka kami semua dapat masuk untuk bertesuh sementara. Karena begitu kencangnya angin, kereta itu pun bergoyang-goyang seakan mau jatuh, barang-barang diluar berterbangan. Kami sungguh takut sekali, semua penumpang yang ada dalam kereta berdoa agar tidak terjadi apa-apa. Setelah berapa lama, hujan pun berhenti, kami pergi ke gedung monas untuk berteduh. Baju kami semua basah, lepek sekali, mana kami masih dimonas, perjalanan untuk pulang masih jauh sekali untuk pulang. Saat berteduh kami memutuskan untuk pulang karena sudah mendekati waktu orang pulang kerja, kami khawatir kereta nanti akan penuh, tapi kondisinya masih hujan cukup lebat, sedangkan kami berdelapan tidak membawa payung, hanya satu orang yang membawa, itupun kecil. Kalaupun ada ojek payung mahal sekali, sepuluh ribu untuk 3 orang saja untuk sampai stasiun gambir, itu pun masih sempit karena pasti bakal kehujanan juga. 
Ternyata ada abang-abang yang membawa sebuah payung besar, payung-payung yang ada di cafe-cafe yang ditaruh di teras. Saat ditanya harganya berapa ternyata hanya sepuluh ribu rupiah maka kami pun langsung menyewanya, bersembilan menggunakan payung yang cukup berat untuk sampai ke stasiun. Sampai di stasiun ternyata hujan berhenti, kami pun seperti orang aneh karena kami semua basah, sedangkan yang lain kering. Saat dapat kereta kami segera masuk, untung saja kereta masih kosong jadi kami dapat tempat duduk, tempat yang kami duduki pun basah. Setelah sampai stasiun Bekasi kami pulang dengan menggunakan sepeda motor. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan. 

Saat berfoto dimonas

 Foto saat menuju stasiun yang masih hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar