Minggu keempat saat dosen pembimbing saya masuk, saya memberitahukan
apakah seperti ini bentuk dari aplikasi expertise2go. “iya ini aplikasinya
seperti ini, tapi ini dalam bentuk GUI nya, coba kalian bikin bentuk rulenya,
lalu kalian masukan pada aplikasi ini”, kata pak dosen pembimbing. Suatu
pencerahan bagi saya dan wina, karena pada minggu keempat kebanyakan teman-teman
saya sudah mulai membuat penulisan dan aplikasi, bab1 mereka juga sudah
direvisi, tetapi saya dan wina belum mengerjakan apa-apa, karena memang kami
hanya belajar berdua dan hanya kami yang menggunakan sistem pakar di kelas
kami. Untuk pertemuan minggu kelima saya harus sudah bisa membuat aplikasi ini
selesai, minimal sudah ada bentuk sistem pakar. Entah kenapa membuat penulisan
dirumah itu banyak sekali godaanya, akhirnya saya memutuskan untuk menulis di
kampus. Awalnya saya hanya mencoba-coba dahulu membuat aplikasi sistem pakar menggunakan
expertise. Mencoba sampai berkali-kali tetapi masih salah, sampai sempat putus
asa, bahkan ingin menunda penulisan ilmiah karena belum berhasil. Akan tetapi
ada hal yang menjadi ganjalan saya, kalau saja saya tidak menulis sekarang
kapan lagi, lalu mau sampai kapan tulisan saya ini terbengkalai, karena pada
akhirnya jika saya ingin lulus saya tetap harus menulis penulisan ilmiah ini.
Saya terus mencoba sampai pada suatu saat, saya ingin
mencoba memasukkan semua rule yang saya buat kedalam aplikasi. Alhamdulillah,
puji syukur aplikasi yang saya buat sudah berhasil, walaupun masih sangat
sederhana, dan masih ada yang harus dibenarkan karena hasil akhir dari sistem
pakarnya masih kurang sempurna. Keberhasilan itu membuat saya menjadi
bersemangat membuat tulisan lagi. Aplikasi yang saya buat memang masih sederhana,
malah sangat sederhana, masih berantakan dan juga masih ada yang aneh. Karena
expertise itu aplikasi sistem pakar internasional, maka tentunya
perintah-perintahnya juga menggunakan bahasa inggris, tetapi aplikasi yang saya
buat itu menggunakan bahasa Indonesia, untuk pertanyaan konsultasi saja saya
menggunakan pertanyaan bahasa Indonesia, tetapi sangat tidak cocok jika jawaban
user menggunakan bahasa inggris. Karena saya sama sekali tidak tahu, saya
bertanya kepada pembimbing saya, menurutnya bahasanya bisa dirubah kedalam
bahasa Indonesia. Maka dari itu saya mencoba lagi menyempurnakan aplikasi saya
menggunakan bahasa Indonesia, karena memang say aingin membuatnya untuk orang
Indonesia. Setelah menemui suatu blog
dan penjelasan mengenai alih bahasa saya dan wina mencoba mengalihkan
bahasanya, tetapi ternyata masih saja error. Pada pertemuan keenam saya
menunjukkan aplikasi yang masih setengah jadi kepada dosen pembimbing sekaligus
bertanya tentang alih bahasa yang masih gagal saya lakukan. Dengan dibantu dan
diberi arahan oleh pak dosen pembimbing, kami pun mencoba untuk mengalihkan,
dan hasilnya bahasanya bisa dialihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar